Selasa, 02 September 2008

MASIH TERBUKA LEBAR PELUANG INVESTASI KECIL

MASIH TERBUKA LEBAR PELUANG INVESTASI KECIL

Ada seorang teman saya yang bekerja sebagai marketing di sebuah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang sangat berkembang katakanlah bernama Budi. Hal yang menarik dari apa yang dikerjakan Budi adalah soal target pasar yang dia garap dan angka pencairan kredit yang mencapai angka milyaran rupiah perbulan. Target pasar dari BPR adalah pengusaha mikro dan pengusaha kecil (UMK) dan tentu saja angka pencairannya relatif sangat kecil yaitu antara Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 30.000.000,- . lalu apa yang menarik dari ini semua. Hmm saya melihat peluang dan kesempatan bayangkan berapa banyak nasabah UMK yang ia dapatkan agar mencapai angka milyaran rupiah perbulan. Dengan banyaknya nasabah UMK ini berarti terbuka lebar pintu investasi sekala kecil.
Menurut logika seorang pengusaha membutuhkan dana lebih besar jika terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. Usahanya mengalami kesulitan sehingga dana dibutuhkan untuk menutup kerugian atau mempertahankan usaha
2. Pengusaha ingin mengembangkan usahanya lebih maju lagi dengan pembelian lebih banyak bahan baku, menambah mesin-mesin produksi atau menambah faktor produksi lain seperti menambah jumlah tempat usaha, memperbesar tempat usaha serta menambah jumlah karyawan.Pengembangan usaha ini biasanya terkait dengan bertambahnya permintaan terhadap produk barang /jasa yang dihasilkan.
3. pengusaha melihat peluang untuk berusaha dibidang lain selain bidang usaha yang telah ia tekuni selama ini.
Dan tentu saja dari ketiga faktor diatas BPR tidak akan atau sangat jarang sekali untuk mendanai pilihan nomor 1 diatas karena itu mayoritas nasabah BPR adalah nomor 2 dan 3 loh kok gitu Bud? aku bertanya kepada Budi soal itu , Ia dong siapa yang mau mendanai pengusaha yang akan tumbang bisa ikut-ikutan tumbang nanti begitu jawab Budi. Dalam memilih pengusaha yang akan didanai juga ada kreteria–kreteria yang harus dipenuhi seperti antara lain.
Berapa lama pengusaha tersebut menjalankan usahanya
Bagaimana karakter pengusaha tersebut.
Bagaimana trend usaha ini di tahun ini dan tahun-tahun kedepan.
Bagaimana dengan persaingan usaha.
Melakukan survey terhadap konsumen-konsumen dari pengusaha tersebut.
dan kalau nasabahnya merupakan pedagang kaki lima yang menjadi khas pengusaha pedagang kaki lima di Jabotabek adalah juga kelangsungan tempat usaha ( karena mengingat banyak terjadi penertiban oleh aparat pamong praja).
Dan tentu saja sebagai bank maka tetap ada kreteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia tentang pemberian kredit. Bagaimana menemukan pengusaha yang sehat seperti itu ya?. Menemukan pengusaha sehat seperti itu menurut pengalaman Budi dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1. Letak tempat usaha
2. kalau merupakan toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari maka biasanya ditempat tersebut barang-barang yang dipajang lumayan banyak.
3. kalau diperhatikan sering terjadi adanya antrian pembeli.
4. keahlian dari pengusaha dalam bidang usaha yang digelutinya.
5. tidak kalah penting adalah CARA PENGUSAHA MENGATUR KEUANGAN PRIBADI dan KEPRIBADIAN PENGUSAHA.

Lalu apa hubungannya antara kisah BPR dan Budi tadi dengan investasi dilakukan oleh investor pribadi? Sebuah usaha yang berkembang biasanya membutuhkan dana lazimnya dana ini dapat dicari melalui beberapa pintu antara lain:
Pintu perbankan dalam kisah diatas melalui BPR
Pintu pinjaman kepada saudara, teman, keluarga pengusaha UMK biasanya juga melalui pintu ini.
Kerjasama dengan pihak ketiga ini bisa berarti pihak ketiga memberikan dana atau dapat juga pihak ketiga menjadi partner usaha.

Nah berarti kisah BPR tadi baru memberikan pintu pertama bagi pengusaha UMK berarti masih ada dua pintu lagi yang terbuka bagi investor pribadi dan itu masih terbuka lebar ? hanya saja perlu diperhatikan adalah kita juga paling tidak secermat Bank dalam melakukan investasi. Ingat pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit “ dan sebuah gedung yang tinggi menjulang hanya terdiri dari ribuan batu kecil yang disusun bertingkat. Ini saatnya anda mengumpulkan batu untuk menyusun gedung tinggi tersebut

Tidak ada komentar: